Hadirin jamaah sholat Jum’at yang dimuliakan Allah,
Marilah bersama – sama kita panjatkan puji syukur kita
kepada Allah SWT, atas berbagai nikmat yang telah diberikan kepada kita, yaitu,
nikmat sehat, nikmat iman, dan nikmat untuk senantiasa beribadah kepada Allah
SWT.
Marilah pula kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah
SWT dengan upaya yang sungguh – sungguh. Peningkatan rasa taqwa merupakan suatu
upaya, suatu perjalanan yang harus terus kita lakukan hingga akhir hayat kita.
Dan selayaknyalah kita selalu mengharapkan perlindungan Allah, agar saat akhir
hidup kita kelak menjadi orang yang berhasil mengakhiri perjalanan hidupnya
dengan akhir yang baik, atau khusnul khatimah.
Sidang
Jum’at yang dimuliakan Allah,
Salah satu hal yang perlu dan harus kita lakukan sebagai
upaya untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT adalah senantiasa
melakukan koreksi diri. Merenung, mengkaji kembali apa – apa yang telah kita
lakukan, melihat perilaku kita kepada orang lain, menyaksikan hati kita seperti
melihat tubuh kita sendiri di depan cermin. Hal ini memerlukan latihan rutin,
memerlukan kebersihan hati, dan memerlukan ketegaran jiwa. Dengan koreksi diri
seperti ini, maka kita dapat melihat, menyadari dan berupaya untuk menyembuhkan
penyakit – penyakit yang ada dalam hati kita.
Sidang jum’at yang
dimulyakan Allah.
Kkhatib pada hari jum’at
ini mengambil tema : BERPOLITIK BAGIAN
DARI DAKWAH “
Allah SWT. telah menurunkan Risalah terakhir
yang merangkum seluruh risalah nabi-nabi sebelumnya. Risalah yang bersifat
“syaamilah mutakaamilah” (komprehensif dan integral). Risalah yang tidak ada
satupun dimensi kehidupan kecuali ia mengaturnya secara sistemik baik secara
global maupun secara spesifik. Oleh karenanya, Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke
dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah:208)
Dalam surat
lain Allah berfirman;
yang artinnya:
“Dan kami Telah turunkan
kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya,
yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap
kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang
Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat
diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu.” (Al-Maidah:48)
Sidang jum’at rakhimakumullah.
Risalah Islam ini sesungguhnya
“Risalah Nabawiyah” yang terakhir yang sengaja diturunkan sebagai “way of life”
(cara hidup) bagi seluruh manusia. Oleh karenanya ia bicara tentang seluruh
dimensi kehidupan manusia. Baik dimensi aqidah, ibadah maupun dimensi akhlak.
Dan yang termasuk dalam tiga dimensi ini adalah masalah ekonomi, sosial budaya,
politik dan keamanan. Di sini, tidak boleh ada yang melakukan dikotomi dalam
ajaran Islam. Tidak ada yang mengatakan: “Islam Yes, Politik No”, dan tidak ada
lagi yang mengatakan: “Dakwah Yes, Politik No”. atau mengatakan: “Yang penting
adalah aqidah, yang lain nggak penting.”
Selanjutnya bagaimana kita
memiliki pemahaman yang komprehensif ini dan memperjuangkannya dalam kehidupan
kita. Yang akhirnya lahirlah pencerahan dan perbaikan dalam dunia ekonomi,
sosial budaya, politik dan keamanan yang berimpact kepada kebaikan dan maslahat
umat.
Ada hal-hal Yang harus kita perhatikan adalah
:
Pertama :Tarbiyah Siyasiyah
Tarbiyah siyasiah yang bermakna
pendidikan atau pembinaan politik adalah sangat urgent dipahami oleh setiap
muslim. Karena pemahaman politik yang sejatinya, tidak sama dengan pemahaman
selama ini dalam ilmu politik secara umum, yaitu berpolitik yang hanya
dimaksudkan untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan. Akan tetapi kita
berpartisipasi dalam politik untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran ilahiah dan
memperjuangkan kepentingan masyarakat. Berkuasa untuk melayani umat, dan
memimpin untuk memperbaiki sistem yang tidak berpihak kepada nilai-nilai
kebaikan dan kebenaran.
Oleh karenanya, seluruh
aktivitas yang berkaitan dengan gerakan berpartai dan berpolitik, disebut
dengan “Jihad Siyasi” (Perjuangan Politik). Dalam bahasa Imam Hasan Al-Banna,
perjuangan ini dikatagorikan dalam marhalah “rukun amal” yang disebut
“Ishlahul Hukumah” (Perbaikan Pemerintahan).
Sidang
jum’at rakhimakumullah
Keberhasilan dan kesuksesan
berpolitik atau jihad siyasi harus berimpact kepada dimensi kehidupan yang
lain. Harus berimpact kepada dunia pendidikan dan dakwah. Yang berujung kepada
pencerdasan anak bangsa dan pencetakan generasi rabbani. Harus berimpact kepada
dunia ekonomi dan sosial budaya. Yang berakhir kepada pemeliharaan aset-aset
negara dan pendayagunaan kepada masyarakat yang lebih luas. Begitu juga mampu
memelihara identitas atau jati diri bangsa yang bertumpu pada pondasi spirituil
dalam aspek sosial budaya.
Seruan dan anjuran kepada umat
Islam untuk kembali ke barak atau ke dunia dakwah saja dengan pemahaman yang
sempit, karena alasan bahwa dunia politik adalah dunia “rawan dan beranjau”,
dunia yang sarat dengan kebohongan, ketidak jujuran, khianat,
gunjing-menggunjing, halal menjadi haram, haram menjadi halal, atau menyetujui
demokrasi yang merupakan produk Barat, adalah sebuah seruan kemunduran dalam
berdakwah. Bukankah seruan ini seperti orang yang mengatakan dulu: “Islam Yes,
Politik No”. Sebuah adigium yang dulu merupakan musuh bersama umat Islam dan
da’i yang mengajak kembali manusia kepada Islam secara kaffah atau
komprehensif.
Dan bila ada sebagian kader yang
tergelincir dan terjerumus dalam permainan sistem yang destruktif negatif, maka
tugas umat, organisasi massa
Islam atau organisasi politik Islam untuk menyiapkan sarana dan prasarana agar
setiap yang terjun ke dunia politik tetap istiqamah dalam menjalankan amanah
yang dibebankan kepadanya dan tetap menjaga integritas diri.
Sidang jum’at rakhimakumullah
Yang kedua: Baina Ad-Dakwah Was Siyasah
Apakah ada pertentangan antara
dakwah dan siyasah atau politik?. Jawaban pertanyaan ini akan menyelesaikan
kerisauan dan kegamangan kita dalam melakukan kerja-kerja dakwah selanjutnya
yang bersinggungan dengan dunia politik dan langkah meraih kemenangan “Jihad
Siyasi” dalam perhelatan pemilihan wakil-wakil rakyat dan pemimpin negeri ini.
Ayat di atas dan pengertian
Islam yang didefinisikan oleh Imam Hasan Al-Banna di bawah ini adalah dalil
yang menunjukkan tentang titik temunya amal da’awi dan amal siyasi dalam
bingkai keislaman. Jadi tidak ada samasekali pertentangan antara dunia Dakwah
dengan dunia Politik. Coba kita renungkan pernyataan Beliau dalam “Risalatut
Ta’lim”:
الإسلامُ نِظَامٌ شَامِلٌ يَتَنَاوَلُ مَظَاهِرَ
الحَيَاةِ جَمِيْعًا فهو دَوْلَةٌ وَوَطَنٌ أَوْ حُكَُوْمَةٌ وَأُمَّةٌ، وَهُوَ
خُلُقٌ وَقَوَّةٌ أَوْ رَحْمَةٌ وَعَدَالَةٌ، وَهُوَ ثَقَافَةٌ وَقَانُوْنٌ أَوْ
عِلْمٌ وَقَضَاءٌ، وَهُوَ مَادَّةٌ وَثَرْوَةٌ أَوْ كَسْبٌ وَغَِنىً، وَهُوَ
جِهَادٌ وَدَعْوَةٌ أَوْ جَيْشٌ وَفِكْرَةٌ، كَمَا هُوَ عَقِيْدَةٌ صَادِقَةٌ
وَعِباَدَةٌ صَحِيْحَةٌ سَوَاءٌ بِسَوَاءٍ
“Islam adalah nidzam
(aturan) komprehensif yang memuat seluruh dimensi kehidupan. Ia adalah daulah
dan tanah air atau pemerintahan dan ummat, ia adalah akhlak dan kekuatan atau
rahmat dan keadilan. Ia adalah tsaqafah (wawasan) dan qanun
(perundang-undangan) atau keilmuan dan peradilan, ia adalah materi dan
kesejahteraan atau profesi dan kekayaan. Ia adalah jihad dan dakwah atau
militer dan fikrah, sebagaimana ia adalah aqidah yang benar dan ibadah
yang shahih ( benar).”
Sidang jum’at yang
dimulyakan Allah.
Dakwah yang bertujuan menyeru
manusia untuk kembali kepada nilai-nilai Islam secara komprehensif bisa dilakukan
oleh kader di manapun ia berada dan apapun profesinya. Apakah ia seorang
ekonom, pengusaha, pendidik, teknokrat, birokrat, petani, buruh,
politikus (caleg) dan eksekutif (menetri) bahkan seorang presiden
sekalipun. Jadi dakwah bukan suatu yang antagonis dengan dunia politik,
akan tetapi dunia politik merupakan salah satu lahan dakwah.
Semoga khurbah singkat ini mampu memberi energi baru dan
gelora semangat bagi kita umat Islam untuk menguatkan persatuan dan
kesatuan untuk menuju Indonesia
yang lebih baik, yang diridhoi Allah swt. menuju “Baldatun Thayyibatun wa
Rabbun Ghafur.” Allahu Akbar Walillahi alhamdu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar