Selasa, 04 Maret 2014

Khurafat

KHURAFAT
Khurafat yaitu menghubungkan suatu peristiwa yang terjadi dengan suatu perkara yang menutup akal.
Kata khurafat berasal dari bahasa arab: al-khurafat yang berarti dongeng, legenda, kisah, cerita bohong, asumsi, dugaan, kepercayaan dan keyakinan yang tidak masuk akal, atau akidah yang tidak benar. Mengingat dongeng, cerita, kisah dan hal-hal yang tidak masuk akal di atas umumnya menarik dan mempesona, maka khurafat juga disebut “al-hadis al-mustamlah min al-kidb”, cerita bohong yang menarik dan mempesona.
Sedangkan secara istilah, khurafat adalah suatu kepercayaan, keyakinan, pandangan dan ajaran yang sesungguhnya tidak memiliki dasar dari agama tetapi diyakini bahwa hal tersebut berasal dan memiliki dasar dari agama. Dengan demikian, bagi umat Islam, ajaran atau pandangan, kepercayaan dan keyakinan apa saja yang dipastikan ketidakbenaranya atau yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran al-Qur’an dan Hadis nabi, dimasukan dalam kategori khurafat.
Khurâfat secara bahasa berarti takhayul, dongeng atau legenda  Sedangkan khurâfy adalah hal yang berkenaan dengan takhayul atau dongeng. Dalam kamus munawir khurafat diartikan dengan: hal yang berkenaan dengan kepercayaan yang tidak masuk akal (batil).
Pengertian khurâfat dalam Islam Khurâfat ialah semua cerita sama ada rekaan atau khayalan, ajaran-ajaran, pantang-larang, adat istiadat, ramalan-ramalan, pemujaan atau kepercayaan yang menyimpang dari ajaran Islam .
Berdasarkan pengertian di atas, khurâfat mencakup cerita dan perbuatan yang direka-reka dan bersifat dusta. Begitu juga dengan pemikiran yang direka-reka merupakan salah satu bentuk khurafat.
Berdasarkan pengertian di atas, khurâfat mencakup cerita dan perbuatan yang direka-reka dan bersifat dusta, begitu juga dengan pemikiran yang direka-reka merupakan salah satu bentuk khurafat. contoh khurafat:
·         Menanam sebatang pohon pisang di halaman atau di samping rumah yang baru selesai dibangun dianggap dapat membawa sial pada penghuni rumah itu.
·         Jika tanaman hias tertentu yang ditanam dalam tempat bunga di rumah berdaun lebat, dianggap dapat menurunkan banyak rezeki.
·         Jika sebatang pohon beringin yang ditanam di halaman istana tumbang, hal ini pertanda akan terjadi penggulingan pimpinan negara.
·         Jika bunga teratai berkemban, hal ini pertanda bahwa dewa-dewa turun memberkatinya. Orang India mempersembahkan bunga teratai putih untuk Dewa Syiwa, bunga teratai merah untuk Dewa Brahma, dan bunga teratai biru untuk Wishnu.
·         Orang-orang Budha beranggapan bahwa jika bunga teratai tengah berkembang berarti roh-roh Budha tengah bersukaria.
·         Orang-orang China beranggapan bahwa dengan membuat bubur kacang merah pada sembahyang Tang Ceh, roh-roh jahatpun akan pergi terusir.
·         Cabai merah disajikan ketika terjadi hujan berhari-hari. Mengapa? Karena mereka menganggap dengan itu hujan akan cepat berhenti.
·         Jika terjadi musim penyakit, ditaruhlah bawang merah, lempuyang, dan sejenis rumput agar roh-roh pembawa penyakit tidak mendekati rumah.
·         Orang-orang China pada upacara Peh Cun menaruh rumput Ciang Pow (Acerus Calamus) di atas pintu, agar roh orang suci yang membunuh diri turun memberkati si empunya rumah.
·         Jika sebatang pohon Natal dipasang ditengah rumah, dianggap roh Yesus akan turun memberi pengampunan.
·         Jika anak-anak kecil terserang penyakit perut digantungkanlah sepotong aur kuning pada leher anak itu karena menganggap aur kuning dapat menolak penyakit.
·         Mengambil daun pisang beserta pelepahnya pada petang hari dianggap dapat menyebabkan kematian dalam perjalanan.
·         Pohon anjuang yang di tanam di sawah dan ladang dianggap dapat mengusir hantu pembawa hama tanaman. Pohon anjuang yang ditanam di kuburan dianggap dapat menghindarkan gangguan hantu kubur pada roh-roh mati dalam kuburan.
·         Pohon leci yang tengah berbuah dianggap sebagai pertanda roh-roh nenek moyang tengah berpesta pora.
·         Merangkai bunga melati pada malam hari dianggap dapat menghadirkan roh-roh gadis remaja.
·         Burung hantu yang bersuara pada malam hari dianggap  sebagai pertanda akan ada perempuan melahirkan.
·         Kupu-kupu yang masuk ke rumah dianggap sebagai pertanda akan datang seorang tamu.
·         Burung hamah yang bersuara dianggap sebagai pertanda akan terjadi pembunuhan balas dendam
·         Mempercayai bahwa berjabat tangan dengan orang yang pernah berjabat tangan dengan orang yang secara berantai sampai kepada orang yang pernah berjabat tangan dengan Rasulullah akan masuk surga.
·         Mendapatkan barakah dengan mencucup tangan para ulama. Demikian itu dikerjakan dengan kepercayaan bahwa berkah Allah kepada ulama itu akan berlimpah kepadanya.
·         Mempercayai beberapa ulama tertentu itu keramat serta menjadi kekasih Allah sehingga terjaga dari berbuat dosa. Andakata pun berbuat dosa, maka sekedar sengaja diperbuatnya untuk menyembunyikan kesucianya tidak dengan niat maksiat.
·         Memakai ayat-ayat al-Qur’an untuk azimat menolak bala’, pengasihan dan sebagainya.
·         Mengambil wasilah (perantara) orang yang telah mati untuk mendo’a kepada Allah. Mereka berziarah ke kuburan para wali dan ulama besar serta memohon kepada Allah agar do’a (permohonan) orang yang berziarah kuburnya itu dikabulkan. Ada yang memohon dapat jodoh, anak, rizki, pangkat, keselamatan dunia akhirat dan sebagainya. Mereka percaya dengan syafa’at (pertolongan) arwah para wali dan ulama itu, permohonan atau doa mesti dikabulkan Allah karena wali dan ulama itu kekasih-nya.
TAKHAYUL
Kata tahayul berasal dari bahasa Arab, al-tahayul yang bermakna reka-rekaan, persangkaan, dan khayalan. Sementara secara istilah, tahayul adalah kepercayaan terhadap perkara ghaib, yang kepercayaan itu hanya didasarkan pada kecerdikan akal, bukan didasarkan pada sumber Islam, baik al-Qur’an maupun al-hadis. Secara bahasa, berasal dari kata khayal yang berarti: apa yang tergambar pada seseorang mengenai suatu hal baik dalam keadaan sadar atau sedang bermimpi. Dari istilah takhayul tersebut ada dua hal yang termasuk dalam kategori talhayul, yaitu:
1.      Kekuatan ingatan yang yang terbentuk berdasarkan gambar indrawi dengan segala jenisnya, (seperti: pandangan, pendengaran, pancaroba, penciuman) setelah hilangnya sesuatu yang dapat diindera tersebut dari panca indra kita.
2.      Kekuatan ingatan lainnya yang disandarkan pada gambar idrawi, kemudian satu dari unsurnya menjadi sebuah gambar yang baru. Gambar baru tersebut bisa jadi satu hal yang benar-benar terjadi, atau hal yang diluar kebiasaan (kemustahilan). Seperti kisah seribu satu malam, Nyai Roro Kidul dan cerita-cerita khurafat lainnya.
Takhayul diartikan juga: percaya kepada sesuatu yang tidak benar (mustahil). Jadi takhayul merupakan bagian dari khurâfat.
Bila ditengok ke masa lampau, di berbagai negara, khusus timur tengah, kepercayaan model tahayul ini pernah berkembang pesat. Pada zaman Persi misalnya, sudah ada agama zoroaster. Menurut agama ini, ada Tuhan baik dan Tuhan buruk (jahat). Api dilambangkan sebagai Tuhan yang baik. Sedang angin topan dilambangkan sebagai Tuhan yang jahat. Kepercayaan ini berkembang dengan keharusan untuk menghormatinya, yang kemudian diwujudkan dengan sajian atau dengan penyembahan melalui cara tertentu terhadap sesuatu yang menjadi pujaanya yang dirasa mempunyai kekuatan tertentu.
Di Indonesia, tahayul berkembang dan menyebar dengan mudah, tidak bisa dilepaskan dari pengaruh agama dan kepercayaan lama. Adanya beberapa bencana alam menimbulkan korban menjadikan manusia berfikir untuk selalu baik dan menyantuni alam yang direalisasikan dalam suatu bentuk pemujaan dengan harapan bahwa sang alam tidak akan marah dan mengamuk lagi. Kepercayaan animisme dan dinamisme merupakan suatu aliran kepercayaan yang ditimbulkan dari keadaan di atas, seperti kepercayaan pada pohon besar, atau keris yang dianggap mempunyai kekuatan tertentu atau benda-benda lainya. Kepercayaan kepercayaan itu terus berlanjut dan berkembang bersama perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu yang menggunakan mistik (kebatinan) sebagai salah satu aliranya.
Takhayul menjadikan seorang menyembah kepada pohon, batu atau benda keramat lainnya, mereka beralasan menyembah batu, pohon, keris dan lain sebagainnya untuk mendekatkan diri kepada Allah (Taqarrub) atau karena benda-benda tersebut memiliki ke-digdaya-an (baca: kesaktian) yang mampu menolak suatu bencana atau mampu mendatangkan sebuah kemaslahatan. ini salah satu dampak takhayul. Jika demikian maka Tauhid Rubûbiyyah dan Tauhid Ibadah seorang hamba akan keropos dan hancur.
Firman Allah;
ما نعبدهم إلا ليقربونا إلى الله زلفى (الزمر:3)
“Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”… (QS. 39:3).
Takhayul juga merupakan senjata para ahli bid’ah dalam menguatkan argumennya dengan dalih bahwasanya ini adalah sesuai dengan syari’at yang disandarkan secara dusta kepada salafus shalih.
Di antara faktor-faktor yang mendorong terjadinya khurâfat ialah :
a.       Mudah mempercayai benda-benda takhayul
b.      Dangkalnya ilmu agama
c.       Terpengaruh dengan kelebihan seseorang atau sesuatu benda.
Penolakan Islam terhadap mental khurâfat:
a.       Kepercayaan dan amalan dalam Islam berdasarkan keyakinan bukan sangkaan (Dzan)
b.      Tidak mengikut hawa nafsu dan emosi.
c.       Menolak taklid buta
d.      Melarang kepada seorang muslim untuk menuruti pemimpin yang zalim
e.       Menolak dakwaan tanpa bukti
Sumber:
Parasit Akidah (Perkembangan Agama-Agama Kultur dan Pengaruhnya terhadap Islam di Indonesia), A.D. EL. MARZDEDEQ, PT. Syaamil Cipta Media, Bandung, Cetakan II, 2006.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar